Kamis, 29 November 2012

Waktu itu saya belum tau..

Terinspirasi dari tulisan guru saya di dunia blogger, yang bisa Anda baca di sini

Sudah dibaca? ;)
Oke dulu waktu SD, saya pernah kepengen jadi laki-laki. Waktu itu gara2 guru TPA ---guru TPA jadi tertuduh,, bukan, bukan guru TPA nya tapi saya yg salah mengerti--- yang menyemangati murid laki-laki supaya mau adzan. Beliau bilang, Allah akan memberikan pahala dan seluruh makhluk Allah akan mendoakan dan memohonkan ampun bagi orang yang adzannya mereka dengar. 
Bayangkan kalau sehari adzan 5 kali.. enak banget didoakan para nyamuk, pohon, bunga, kodok, jangkrik, bahkan dinding, meja, kursi, dan mungkin beberapa manusia. Rasanya gampang banget mereka dapet pahala dan masuk surga.

Laki-laki itu simple. Kalau ada acara pesantren kilat menginap, bawaannya dikit. Ga perlu bawa mukena, baju lengkap beserta krudung. Mereka juga ga perlu bawa cemilan, kalau pengen makan cemilan, tinggal minta sama kami, anak perempuan. Dan anehnya kami juga mau ngasih, ikhlas lagi. :D  Pokoknya enak klo jadi laki-laki itu. Pikir saya kala itu.

Waktu itu saya belum tau kalau wanita yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat, maka akan menjadi pahala yang tidak terputus. Jadi masalah saya  di atas sebenarnya sudah terselesaikan,, saya bisa mengajari anak laki-laki untuk adzan, setelah mereka bisa adzan, kemudian suara mereka terdengar oleh makhluk-makhluk Allah, maka saya: gurunya, ikut kecripatan pahala, doa, dan permohonan ampun -insyaallah-. Ya walaupun ini juga berlaku untuk guru laki-laki. :D

Waktu itu saya belum tau, kalau laki-laki ternyata berat tanggungannya. Mereka harus bertanggung jawab penuh kepada ibunya, istrinya, anak perempuan dan saudarinya yang belum menikah. Bertanggung jawab bukan hanya urusan dunia tapi juga akhiratnya. Sebaliknya, begitu enaknya wanita, bila belum menikah, mereka ditanggungjawabi* oleh ayah dan saudara laki-laki, bila sudah menikah mereka ditanggungjwabi oleh suami, bila suami tidak ada, anak laki-laki yang mengganti. 
Maka laki-laki harus belajar lebih giat, agar mampu mengajari tanggungannya. Wanita juga harus belajar lebih sangat giat, karena nantinya dia yang akan mengajari laki-laki; anaknya atau muridnya, agar benar dalam mempertanggungjawabi* tanggungannya.

Waktu itu saya juga belum tau, bila seorang wanita itu diperbolehkan memasuki pintu surga melalui pintu manapun yang disukainya hanya dengan 4 syarat saja: sholat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, taat pada suami dan menjaga diri.

Waktu itu saya juga belum tahu kalau.. ah.. terlalu banyak yang belum saya tahu hingga saat ini. Tapi saya bersyukur menjadi wanita, dan tentu saja, sekarang saya dah ga pengen jadi laki-laki.. :D


*maaf bila kata-katanya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar; ditanggungjawabi, mempertanggungjawabi, sebenarnya saya juga merasa aneh dengan kata2 tersebut. :D





Ujian Naik Kelas


Seorang murid yang akan naik kelas, biasanya diawali dengan ujian.
Begitulah untuk manusia di dunia, ketika Allah menghendakinya untuk 'naik kelas', biasanya Allah memberinya ujian. Maka selain ikhtiar, sabar dan taqwa adalah seutamanya pegangan.. :-)


Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Ali Imran: 186

Jumat, 02 November 2012

Practice

Hello my friends. I am following english course again after I finished my thesis. Fortunately, I have a new teacher. There are not specially when He (my teacher) introduced his self.. But when he was writing on whiteboard, all of us are amazed because he wrote by his left-hand. Yesterday, He asked to my friend about my friend's style-writing, my friend used her right hand, but she put the pen between the point finger and the middle finger. When He asked this style to my friend, my friend talked to him that his style is strange too.
He answered that it was naturally (when he used left hand). He feel comfortable when he do anything by left hand. One of my friend asked to him, Did he change his motorcycle, He said not.  It is a good question, lets imagine, how can a lefty man use motorcycle normally when the  motorcycle speed-control is still on right? but my teacher can do it well. 
Other question is "Do you eat by left hand too, Sir?" He said "yes", when He eat with other people, but when he eat alone, he use left hand. So, did he use right hand to -you know what-?
After all, some day I hope that he will change his habbit. Because He is a moslem. And Rosul had told us that

{ يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ}
"O my son, call the name of Allah, eat with your right hand, and eat foods that are near you" (Bukhory)




Kamis, 01 November 2012

Empat Sahabat (katanya)

Cerita ini mungkin saja pernah Anda baca atau Anda dengar sebelumnya. Sementara bagi saya, cerita ini baru saya dapat di acara kajian tadi pagi. :-)

Konon pada zaman dahulu kala, ada empat sahabat yang bernama Kasihsayang, Kecantikan, Kekayaan, dan Kesedihan. Mereka sudah lama menjalin persahabatan, dan kebetulan mereka tinggal pada satu daerah yang sama.
Suatu saat, ada banjir besar melanda daerah mereka. Banjir besar ini meluluhlantahkan rumah-rumah penduduk. Di tempat si Kasihsayang, banjir sudah mencapai lutut orang dewasa. Kasihsayang panik, karena dia tidak memiliki tempat untuk menyelamatkan diri.