Senin, 15 Oktober 2012

Judulnya apa ini ya...

Ahad, 14/10/2012--16.09 WIB

Pohon mangga di halaman rumah mulai berbuah. Bahkan buahnya bisa dipetik sambil duduk oleh orang dewasa. Duhai... nikmatnya kalau siang-siang rujakan sambil nggelar tikar di bawahnya. Mangga habis, tinggal petik di atas kepala, ngga perlu capek-capek berdiri, apalagi manjat segala. :D
Ini baru di dunia lho, sedangkan di surga nanti kaya apa ya.. :

"Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. (Al-Insaan:14)"


 Selamat berburu pahala pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. :-)

Sabtu, 13 Oktober 2012

Rumput Tetangga Lebih Hijau



Obrolan singkat dengan seorang teman di dunia maya beberapa hari lalu membuat saya kembali kangen mengajar. Dulu, beberapa tawaran mengajar sempat saya tolak dengan halus, dan saya  limpahkan ke adik-adik yang lebih muda, karena saya sudah diterima bekerja di tempat lain. Tapi, bekerja dengan benda mati –komputer- sepertinya memang belum cocok bagi saya. Sekarang sudah sebulan lebih, dan saya mulai merindukan anak-anak yang dulu belajar bersama saya.

Berbeda halnya dengan teman saya yang sekarang sudah menjadi guru sekolah dasar. saat saya mencurahkan unek-unek saya, justru dia malah sebaliknya. Dia bosan mengajar, anak-anak yang -menurutnya- nakal, teriak-teriak, tidak sopan, dan susah diajari, membuat dia jengah. Dia lebih memilih bekerja kantoran, di depan komputer.

Rumput tetangga lebih hijau. Pepatah yang sering kita dengar, yang menggambarkan bahwa manusia tidak puas dengan apa yang ia dapat dan selalu melihat apa yang didapat orang lain itu lebih baik dari yang ia punya. Seperti halnya saya, teman saya, mungkin juga para pembaca. Karena itu, sekarang saya mulai belajar lagi. Belajar untuk lebih mensyukuri apapun yang saya lakukan hari ini dan berusaha mengerjakan dengan tanggungjawab. Semoga tidak lama lagi, cita-cita –mencerdaskan anak bangsa- segera terijabahi. Aamiin.

Kamis, 11 Oktober 2012

BALADA SKRIPSI (4)

Sidang dibuka dengan bacaan basmalah oleh kami berempat dan 5 penonton, saya diminta untuk membaca Alquran. Sudah menjadi keharusan di Prodi P.Matematika, untuk membaca Al-Qur’an sebelum sidang dimulai. Tujuannya selain agar hasil sidangnya barokah, juga untuk menguji kemampuan membaca Al Qur’an mahasiswa, kata Pak Taram. Pagi itu saya ditanya, bacaan terakhir sampai surat apa? Saya jawab sampai Al-A’raf habis. Kemudian saya diminta membaca surat Al-A’raf ayat 1-5. Selesai membaca, Pak Taram memberi pujian: “ Ya, bagus. Saya bangga dan akan sangat bahagia kalau semua mahasiswa saya bacaannya seperti mbak Tyas., terus belajar ya mbak,,” Alhamdulillah awal yang bagus, semangat untuk acara selanjutnya. :D
Saya diberi waktu 7 menit untuk presentasi, dan saya bawakan dengan sangat anggun, menurut saya. Sedangkan menurut teman-teman saya, presentasi saya sangat kemayu. Kalau versi Pak Parman, presentasi saya sangat bersemangat. Setuju sama Bapak aja. :D

BALADA SKRIPSI (3)

Sidang skripsi di fakultas saya terbuka untuk umum (asal ruangannya cukup). Setiap mahasiswa dari semester awal hingga akhir, boleh menyaksikan sidang skripsi tersebut. Tetapi kebanyakan mahasiswa yang mengikuti sidang skripsi adalah mahasiswa tingkat akhir. Termasuk saya. Menjelang akhir penulisan skripsi, saya mulai rajin mengikuti sidang skripsi teman-teman. Saya memperhatikan, mencatat, bahkan merekam pertanyaan-pertanyaan penguji. Terutama mereka yang terkenal killer.
Tidak terlalu banyak trik2 yang saya dapat dari hasil menyaksikan sidang skripsi teman-teman saya. Justu ketakutan yang saya dapat. Pasalnya, tidak sedikit mereka yang lemas, bahkan menangis saat mereka harus keluar sebentar menunggu detik-detik lulus atau tidaknya skripsi mereka. Ffiiuh.. ketar-ketir juga ini kalau dapat penguji yang killer. Mendapat penguji yang killer maupun yang sebaliknya, bukan wilayah kekuasaan kami. Biasanya kami mengetahui kapan jadwal sidang dan siapa pengujinya maksimal sehari sebelumnya.

BALADA SKRIPSI (2)

Masa-masa penyelesaian skripsi saya ini banyak sekali air mata. *lebay* . Bukan karena susah. Bukan, skripsi saya ini tergolong sederhana bila dibandingkan dengan skripsi teman-teman saya. Dosen pembimbing yang manja? Bukan. Dosen pembimbing saya sangat care malah. Tapi mengurus administrasi untuk izin penelitian itu lho yang super ribet. Sekolah 1 minta surat dari kampus, sekolah 2 harus dari bappeda, sekolah tiga harus ke majelis wilayah, dan semuanya ga bisa diurus dalam sehari dua hari. Seminggu lebih ada yang belum jadi. Bahkan ada juga sekolah yang hampir sebulan tidak juga memberi jawaban. Arrrrgggghhh.. Saya capek. Mereka dan semua yang berkaitan dengan sekolah-sekolah itu membuat saya stress. Apalagi kalau ada orang yang bertanya, “gimana skripsinya mbak?”.. Hizzzzzzzzzz.. saya harus menghela nafas dalam-dalam dan menjawab dengan senyuman –nyesek- terkembang, “masih proses, doakan ya.. “

Main-main dengan Picasa

Ini ceritaku..

Selasa, 09 Oktober 2012

BALADA SKRIPSI (1)

Judul di atas agak lebay emang. :D
Tibalah pada saat diri ini menduduki tingkat -yang seharusnya- paling tinggi dalam skala pendidikan perguruan tinggi. Tak seperti teman-teman yang berduyun-duyun mendaftarkan judulnya ke TU Fakultas -bahkan pada saat mereka baru saja selesai PPL-, saya justru masih kalem, adem, dan santai. Tak mau cepat-cepat lulus karena belum mau melepaskan status sebagai mahasiswa *alasan sebenarnya belum dapat judul*. :D


Saat itu saya berpendapat bahwa skripsi ini harus benar-benar bermanfaat, karena skripsi saya ini adalah hasil dari belajar selama kurang dari 4 tahun. Saya harus membuat skripsi yang berbeda. Kalau perlu, skripsi ini belum pernah di buat oleh –minimal- kakak-kakak tingkat saya di universitas.  Beberapa judul sudah di tangan, bimbingan kepada dosen wali sudah beres. Tapi saya masih belum sreg dengan judul itu. Tanpa sengaja, saya menyaksikan tayangan berita di TV tentang sekolah RSBI. Dan ide itu pun datang. Saya segera mendaftarkan judul tersebut ke TU tanpa bimbingan ke dosen wali *maaf Bu, saya lancang* dan tak lupa saya cantumkan 2 dosen yang saya pilih sebagai pembimbing.