Kamis, 01 November 2012

Empat Sahabat (katanya)

Cerita ini mungkin saja pernah Anda baca atau Anda dengar sebelumnya. Sementara bagi saya, cerita ini baru saya dapat di acara kajian tadi pagi. :-)

Konon pada zaman dahulu kala, ada empat sahabat yang bernama Kasihsayang, Kecantikan, Kekayaan, dan Kesedihan. Mereka sudah lama menjalin persahabatan, dan kebetulan mereka tinggal pada satu daerah yang sama.
Suatu saat, ada banjir besar melanda daerah mereka. Banjir besar ini meluluhlantahkan rumah-rumah penduduk. Di tempat si Kasihsayang, banjir sudah mencapai lutut orang dewasa. Kasihsayang panik, karena dia tidak memiliki tempat untuk menyelamatkan diri.
Tidak berapa lama, datanglah si Kecantikan dengan kapalnya yang sangat cantik dan bersih, melewati tempat Kasihsayang yang sedang berharap-harap cemas. Lalu Kasihsayang menyeru, "Wahai Kecantikan, sahabatku, izinkan aku menumpang di kapalmu, agar aku selamat dari banjir ini." Tanpa terduga, si Kecantikan menjawab, "Hai Kasihsayang, kapalku ini sangat cantik dan bersih, aku tidak suka kapalku ini terkotori olehmu. Jadi maaf, aku tidak bisa mengajakmu naik ke kapalku."

Kasihsayang semakin panik, banjir sudah mencapai pinggang orang dewasa. Lalu dari arah utara, muncul kapal milik si Kekayaan yang sangat megah dan dipenuhi barang-barang mewah. Kembali si Kasihsayang menyeru, "Wahai Kekayaan, kapalmu sangat besar dan luas, izinkan aku untuk ikut ke kapalmu, agar aku selamat." "Wahai Kasihsayang, apa kau tidak bisa melihat jika kapalku ini penuh dengan barang-barang bawaanku yang mewah? Kau tidak akan muat bila harus menumpang di kapal ini." jawab Kekayaan sambil berlalu. 

Banjir sudah mencapai dada orang dewasa, dari arah selatan kini lewat si Kesedihan. "Wahai saudaraku, sahabatku Kesedihan," seru Kasihsayang, "izinkan aku menumpang di perahumu, agar aku selamat dari banjir besar ini." pinta Kasihsayang. "Maaf Kasihsayang, aku sedang bersedih, dan aku sedang ingin sendiri." jawab Kesedihan dengan wajah bersedih.

Ya Tuhan, kini banjir sudah mencapai leher orang dewasa, dan Kasihsayang belum mendapat pertolongan. Lalu tiba-tiba, ada kakek tua yang tidak di kenal sedang terengah-engah mendayung sampan kecil nan reot. 
"Anak muda, naiklah ke sampanku, meski reot, aku akan mengantarmu ke tempat yang lebih aman."  pinta sang kakek.
Kakek tersebut mengantarkan Kasihsayang ke tempat yang aman, lalu ia pergi melanjutkan pengembaraannya. 

Di tempat aman tersebut, Kasihsayang bertanya kepada orang-orang yang selamat lainnya tentang kakek tua itu. Orang-orang menjawab bahwa orang itu bernama "Waktu".

Mungkin kesimpulannya : Hanya soal waktu, kita akan mengetahui orang yang benar-benar menyayangi kita. Hanya soal waktu, kita baru akan merasakan sedih setelah kehilangan mereka. Dan hanya soal waktu, kita baru bisa melihat apakah yang kita lakukan kepada mereka selama ini sudah benar atau belum.


Silakan bila ada yang mau menambahi kesimpulan. terimakasih. :-)



6 komentar:

  1. Hanya soal waktu, kita bisa mengetahui siapa jodoh kita... -____-"

    BalasHapus
    Balasan
    1. statementnya benar, tp sedikit menyimpang dr cerita. :-)

      Hapus
  2. yapz,.selintaas pernah denger beeb ni cerita,. tapi baca endingnya terkait waktu dan karna waktu aku menanti.,.,#menantiScoreMaksute :)),

    BalasHapus
    Balasan
    1. eciecie,, kirain menanti bintang besar,, ^_^V

      Hapus
  3. umii... dirimu blm follow blog ku....
    hiks,,,

    BalasHapus