Kamis, 03 Maret 2011

KRITERIA PENUNTUT ILMU

Alhamdulillah, setelah sekian lama vakum dari mengupdate blog. Kini si empunya mulai bersemangat lagi dan semoga semangat ini tidak lekas pudar..
Hmm.. kembali, terucap puji syukur kepada Allah atas begitu banyak ni’mat yang Allah berikan.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Q.S 55:55

Termasuk salah satu ni’mat dariNya adalah memberiku tempat tinggal di Jogja ini bersama orang-orang yang baik-baik dan sholihah (InsyaAllah). Bagaimana tidak, hampir dalam setiap kesempatan pasti ada ilmu dan nasihat yang bermanfaat mengucur dari lisan-lisan mereka.Penyampaian ilmu pun tak hanya ketika salah satu dari mereka kebagian jadwal kultum, bahkan ketika nyuci bersama sekalipun. (hehe..lebay..). Begitu juga sore ini sehabis makan malam berjamaah (selain sholat berjama’ah, kami juga ada makan berjamaah dan nonton berjamaah)hehe. Semoga ngga ada maksiat berjamaah. Na’udzubillah. Kali ini, dapat lagi petuah sederhana tentang adab-adab menerima ilmu. Ya mungkin apa yang akan saya tuliskan ini sudah sering dibaca, dan diterima dalam pengajian2 umum tetapi tidak ada salahnya untuk kembali membaca dan akan lebih bagus lagi bila menyampaikannya ke orang lain.
Ada lima sikap seorang penuntut ilmu:
1. Gelas yang tak bertutup dan kosong . Gelas kosong, tanpa tutup, diisi apapun akan masuk..
Perumpamaan seseorang penuntut ilmu itu haruslah merasa seperti gelas kosong yang minta di isi, sehingga ketika berguru atau mendapat ilmu dari sebuah majlis ilmu akan dengan mudah masuk ke dalam hati. Sebagaimana mudahnya air itu masuk ke dalam gelas kosong yang tidak bertutup. Kosongkan pikiran, dengarkan dan terima semua ilmu agar ilmu itu tersampaikan dalam memeori kita dengan baik.
2. Gelas yang tertutup. Kalau diisi air tumpah-tumpah.
Yang ini tentu sudah jelas, air yang dituang kedalam gelas yang tertutup pasti akan tumpah, tidak akan masuk sedikitpun ke dalam gelas itu. Ini perumpamaan orang yang merasa sudah tahu, merasa cukup dan sombong dengan ilmunya sehingga tidak mau menerima ilmu dari orang lain. Misalnya, halah lagi-lagi pengajian kali ini tetang puasa Romadhon, bosan aku dah sering. Misal seperti itu.
3. Gelas yang pecah. Pikiran terpecah : capek, ngantuk, dll.
Gambaran gelas yang pecah ketika di isi air maka airnya akan mengalir kemana-mana. Ini perumpamaan orang yang tidak bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Pikirannya terpecah sehingga tidak focus dalam dia menerima ilmu. Sebagai contoh seorang istri ketika menuntut ilmu, mereka juga memikirkan, apa ya menu sore ini, tiba-tiba hujan waduh jemuranku tidak ada yang mengangkat, rumah sudah di sapu sama si sulung belum, aduh cabe sama bawang habis,dll. Nah yang terakhir itu pengalaman penulis ketika dapat giliran masak. , jadi kacau deh pelajaran aljabar abstrak kala itu. hehehe.. J
4. Gelas yang telah diisi air yang berwarna.
Air yang berwarna misalkan kita ambil contoh kopi. Gelas yang berisi kopi ketika dicampur dengan syrup tentu rasanya jadi tidak cocok. Disitu orang yang sudah mengakui bahwa dirinya sudah banyak ilmu dan hanya mengambil ilmu dengan ‘warna’ yang disukainya. Sehingga dia tidak mau menerima ilmu dari ‘warna’ yang berbeda dengan ‘warna’nya.
5. Gelas yang berisi air keruh, daun busuk, sampah, दसब

Ibarat seseorang yang tidak mungkin dimasuki ilmu karena fikirannya sudah tidak bersih, antipati terhadap ilmu. Yang terakhir ini adalah perumpamaan orang yang tidak bisa menerima ilmu sama sekali. Wal ‘iyaadzubillah.
Dari kelima criteria di atas, kira-kira mana yang sesuai dengan anda? Tentu yang no 1 bukan? Kalaupun tidak, tidak mengapa, mulai sekarang marilah kita buka ‘gelas’ kita lebar-lebar untuk menerima ilmu dari manapun dan siapapun. Ketika berangkat kuliah, rapat BEM, pengajian, dll, kosongkan pikiran kita dan berlagaklah seperti gelas kosong yang sama sekali belum terisi air (baca:ilmu). Karena ilmu itu, walaupun kita sering mendapatkannya akan selalu ada tambahan yang dapat menyempurnakan kekurangan ilmu yang sudah didapat sebelumnya.
Oke mulai sekarang ubah mindset ketika berangkat mencari ilmu, setting pikiran kita, hindari kata I know, dan tidak kalah penting, usahakan untuk meminimalisir penggunaan handphone ketika dalam majlis ilmu yaa..
Semangat menuntut ilmu!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar